Tetiba jadi belajar jadi sistem admin. Karena satu dan lain hal. Ternyata banyak sekali yang harus dipelajari dan ngga mudah. Jadi lebih sadar harus punya catatan.
Beberapa yang jadi dipelajari dan dicoba:
- Ubuntu server.
- Nginx sebagai reverse proxy.
- Setting pfsense.
- Setup docker dan pemakaian docker, ini banyak amat yang harus dipelajari dan dicoba. Masing-masing jenis appsnya kadang setupnya beda. Pelan-pelan mulai ketemu optimumnya.
- Setelah nambah beberapa komputer, mulai coba pakai portainer buat lihat dockernya.
- Mulai pakai Proxmox buat bagi-bagi resource. Kadang ngga tenang kalau tergabung beberapa jenis aplikasi di dalam satu tempat.
- Mulai proses backup, supaya tidak ada kejadian seperti sebelumnya.
- Setup dasar prometheus dan grafana buat mantau sistem.
- Pasang truenas di 2 lokasi. Kebetulan ada hard disk rusak padahal baru beli, sehingga sekalian test bisa jalan ngga raid-z nya. Saya juga menggunakan xigmanas sebelumnya, dan pindah ke truenas setelah menggunakannya beberapa saat.
- Pasang nextcloud, tapi ini buat saya masih kurang berhasil. Kalau filenya besar mengambil resource network besar. Masih beda dengan dropbox yang bisa default tidak didownload. Tapi ini saya memang mau udahan dropbox, kemahalan.
Dan semuanya masih basic dan belajar. Ada asiknya, tapi ada stressnya juga. kadang banyak sekali yang bisa harus disetup. Dan saya sedang memindahkan yang tadinya hanya menggunakan pm2 dengan banyak aplikasi di dalamnya, untuk ke masing-masing docker. Ada aplikasi yang menggunakan nodejs saja, ada yang react js dengan create-react-app, ada juga yang belakangan dengan vite. Ada website dengan wordpress, laravel, dan yii yang mau dipindah. Yang ada perbedaan sehingga kadang harus satu-satu dilihat lagi. Sebagian kepaksa karena keadaan. hahaha, tapi jadi belajar cukup banyak dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Yang terasa perlu dicatat, dan inipun ngga bisa cepat harus lebih teliti. Misalnya mencatat ip lokal, url yang digunakan, setting php.ini (kalau pakai php), mysql.cnf (buat taruh credential buat dump backup), setting .env, directory yang digunakan, docker-compose.yml dan Dockerfilenya, source code di github – cabang – dan posisinya (karena ada satu code yang dipake dengan beda cabang dan posisi). btw, penggunaan docker ini sudah terasa memudahkan. Bisa beda-beda versi php, mysql, node. Tapi ini baru mulai ya, nanti ngga tahu apa monitoringnya mudah, maintenancenya mudah? Dan bagaimana caranya.
Sayapun masih belum coba CI/CD dan kubernetes (sepertinya ini wajib orang tahu ya?), nanti setelah diperlukan ya. Sekarang lanjut coding dulu. Kesimpulannya butuh orang (sys admin / devops) yang dedicated untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT. 🙂