Sejak supir saya tidak bekerja dengan kami, saya sering mengemudi sendiri. Terutama dari rumah, kantor, sekolah anak, rumah orang tua, dan lainnya. Dulu ketika masih menggunakan supir, yang sering saya lakukan adalah sambil baca, atau main HP (buka-buka apps maksudnya), kadang-kadang juga chat.
Nah sejak menyetir, ini sulit dilakukan. Hampir tidak mungkin mengemudi sambil main HP, selain juga berbahaya. Saya juga sudah coba pada saat di lampu merah. Ternyata tidak begitu mudah, karena bentar-bentar harus lihat lampu apakah sudah berubah jadi hijau. Sehingga proses membacanya terpotong dan kurang konsentrasi.
Akhirnya saya beli lagi earphone (setelah yang sebelumnya hilang / terjatuh ketika sedang di Banjar Baru). Earphone yang dibeli yang merk Apple dari tokopedia (ditulisnya sih original, dan sudah saya tanyakan juga original Apple, atau original palsu, hahahaha). Harganya cukup jauh dari yang ada di toko resmi. Tapi ternyata cukup bagus, dan mungkin memang original. I don’t know. Puas.
Saya merubah pola kebiasaan saya, alih-alih kesal karena macet atau karena harus ada di perjalanan jauh (termasuk di kereta api). Saya mendengarkan kotbah gereja (tapi cukup cepat kehabisan bahan), mendengarkan Alkitab Suara, mendengarkan ringkasan buku, dan yang paling baru saya coba mendengarkan “Audio Book”. Memang kita jadi mengeluarkan uang lebih daripada hanya membeli buku. Kita harus menambah uang untuk “read/listen” contentnya. Kelihatannya worth it. Saya tidak terasa macet dan harus jalan-jalan adalah kerugian, tetapi bisa sambil belajar dan mendengarkan sesuatu.
Minusnya, kadang kalau ada gangguan-gangguan terutama di pikiran, kita dapat lost dari narasinya. Dan proses mengembalikan ke beberapa menit sebelumnya itu cukup merepotkan dan berbahaya (kalau lagi nyetir). Dan kadang pikiran kita menang terus kalau pokok pikiran tersebut belum diselesaikan. Jadi alih-alih memaksakan untuk mendengarkan narasi, mungkin lebih baik pause atau mendengarkan lagu.