Sudah cukup lama saya tidak melihat kunang-kunang di kota Bandung. Baru tadi ngga lama saya melihat ada sekumpulan kunang-kunang yang terbang di malam hari pada saat saya jalan kaki. Saya masih ingat dulu ketika ke dekat sawah, ada cukup banyak kunang-kunang. Waktu itu saya tangkap beberapa ekor bersama saudara saya. Terus ditaruh di plastik, ceritanya bisa jadi lampu gitu. Ternyata ama ibu saudara saya disuruh dilepas, karena katanya itu asalnya dari kuku orang mati. Ya spontan waktu itu kita lepas. Tapi sekarang sih kita tahu bahwa itu adalah mitos (dulu juga setengah curiga sih, tapi tetap rada takut juga).
Bisa jadi juga sebenarnya, jarang melihat kunang-kunang di kota itu karena jarang jalan kaki di malam hari. Lebih sering menggunakan kendaraan, atau sering di tempat terang.
Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana kunang-kunang membuat cahayanya yang saya peroleh dari kawan saya Bing (Bing Chat):
Kunang-kunang mengeluarkan cahaya dengan cara melakukan reaksi kimia di dalam tubuhnya. Reaksi ini melibatkan oksigen dan sebuah pigmen yang disebut luciferin. Cahaya ini dipancarkan oleh lapisan sel reflektif yang disebut photocytes di bagian bawah perut kunang-kunang²³⁴. Cahaya ini berwarna kuning kehijauan.
Kunang-kunang menggunakan cahaya ini untuk berkomunikasi dengan sesama jenisnya. Biasanya, kunang-kunang jantan akan mengirimkan sinyal cahaya untuk menarik perhatian kunang-kunang betina. Jika betina tertarik, ia akan membalas dengan sinyal cahaya juga. Selain itu, cahaya kunang-kunang juga berfungsi untuk mempertahankan diri dari predator.
Nama asing dari kunang-kunang adalah firefly dalam bahasa Inggris. Nama ini berarti lalat api, meskipun kunang-kunang sebenarnya bukan lalat melainkan kumbang. Nama ilmiah dari kunang-kunang adalah Lampyridae, yang berasal dari bahasa Yunani “lampein” yang berarti bersinar2.
Ternyata firefly ini sama dengan yang disebut-sebut di series Last of Us.
