Dari beberapa waktu yang lalu, sejak diperkenalkan oleh Pak Budi Rahardjo merangkai sensor cuaca, saya meneruskan mencoba-coba arduino dan kawan-kawannya. Ternyata asik dan menantang. Ada beberapa yang membuat perbedaan dengan programming biasa. Beberapa diantara yang saya rasakan:
- Bahasa pemrograman. Saya belakangan sudah meninggalkan C dan C++. Bisa dibilang sudah lama sekali, dan sekarang kembali ke situ. Ada beberapa yang harus shift pemikiran.
- IDE: Arduino Sketch. Ada beberapa keterkendalaan menggunakan IDE ini. Dari berasa IDE tipe lama, manajemen library (kalau sudah menggunakan beberapa modul dan harus hapus pasang library berasa), kadang hang, dll. Kemaren sudah mencicipi PlatformIO, cuma masih belum dipakai benar-benar.
- Hardware yang tersedia banyak sekali. Bagus sih, jadi banyak sekali pilihan yang mau digunakan, tetapi kadang membingungkan. Mencocokan hardware mana dan library mana saja sudah cukup sulit. Contoh kemaren pada saat menggunakan modul mp3 (DFPlayer) ada masalah karena ada beberapa fitur yang tidak bisa digunakan. Setelah dicoba-coba dengan cukup banyak, akhirnya kesimpulannya produknya itu beda dengan yang saya pikir itu produknya. Jadi hunting lagi deh.
- Kurang hardware yang tepat sehingga bolak balik beli di toko online. Ini cukup membuat saya harus menunggu beberapa hari. Dari saya curiga satu produk yang dibeli tidak berjalan dengan benar sehingga memesan lagi, kurangnya kabel, kurangnya bread board, kurang sana sini (karena baru sadar setelah mulai mencoba mendesainnya).
- Keterbatasan hardware, misalnya memory dan kecepatan. Dalam proses POC ini saya kadang memilih jalan pintas, daripada berusaha optimize lebih baik jadikan dulu MVP nya baru nanti proses optimize. Contoh kemaren daripada pusing arduino uno nya, udah aja beli arduino mega.
- Problem bisa di hardware atau di software. Bisa salah pasang hardware, bisa salah kabel, bisa rusak, bisa di coding. Jadi pilihannya cukup tambah banyak.
- Dan kalau saya sendiri, mengerjakannya di waktu luang (alias setelah jam kerja selesai). Ini bisa dibilang jadi problem mengendalikan emosi (mood). Juga belum banyak mengetahui mengenai elektronika.
- [added 19-06-2021] dan untuk kasus saya, kadang sudah dipasang dan dipakai, belum selesai rangkaiannya, tapi dibutuhkan boardnya untuk percobaan yang lain. Antara dicabut semua sementara atau beli arduinonya lagi. Masalahnya harus hemat sekarang.
Ada beberapa yang sekarang mau dicoba untuk dibuat. Dan kalau mau sampai jadi produk, masih cukup panjang, tetapi malah menarik. Saya mengajak anak saya yang sekarang kuliah di Design Product – FSRD ITB untuk mensupport.
Ada link yang menarik untuk prosesnya: https://www.digikey.com/en/maker/roadmap
Targetnya bisa jadi berikut cashing dan penampilan, mau dicoba dishow case ke rekan-rekan yang mungkin mau ikut support (sponsor). Pengen coba juga menggunakan printer 3D dalam proses prototyping.
Saya juga berharap mendapatkan teman-teman yang bisa diajak diskusi dan bertukar pikiran.