Tadi lagi menyeberang jalan, ada polisi lalu lintas.. jadi ingat beberapa cerita dulu. Dulu sekali (SMA) saya sering sekali melanggar lalu lintas. Tapi sekarang sudah berusaha tidak melanggar.
1. Pernah suatu ketika, saya melanggar lampu merah (di depan BPK 1 Bandung). Lampu merah ditembus, saya distop polisi. Pada saat saya berhenti, tiba-tiba ada mobil lain yang menembus juga setelah saya. Mobil itu juga di stop.
Nah, ternyata yang mengemudikan mobil itu adalah mobil pemerintah. Ketika turun, mereka tidak mau mengaku bahwa lampunya merah (ngotot + marah2). Dengan mengajak bekerja sama dengan saya. “Dik, tadi kan lampunya masih hijau. Kita ngga salah kan?”. Polisi lihat saya, saya jawab “saya sudah merah kok Pak”.
Lalu dilanjut, orang tersebut mengatakan kepada polisi tersebut bahwa mereka sama-sama bertugas untuk negara (minta keringanan), tapi mungkin karena kesal pak Polisi tersebut tetap menulis surat tilang (tidak mau terima sogokan). Pak Polisi tidak mau kompromi, dia tidak mengurusi saya lagi, ujung-ujungnya ke saya cuma ringan saja.
Ada satu adegan yang saya ngga lupa.. ketika pak Polisi sedang menulis tilang, ada lagi satu mobil pickup melanggar. Bapak yang tadi langsung teriak ke pak Polisi “Pak, tuh ada yang melanggar juga! ayo tangkap, kenapa dia dibiarkan?“. Jawab pak Polisi “Emang saya Superman“.
2. Saya pernah melanggar lumayan. Setelah tawar menawar, keluar suatu angka. Tapi pas ambil duit di dompet, ternyata tidak ada uang sejumlah itu. Ketika saya minta kembalian, pak polisinya mengatakan “emangnya warung kopi“. 😀
3. Â Sekali waktu, saya menembus stopan di perpotongan pasirkaliki / padjajaran dengan ngebut. Saya distop polisi. Di situ ternyata saya dikuliahin. Pak Polisi tersebut mengatakan, “bukan masalahnya kamu melanggar, tetapi kamu bayangkan kalau kamu melanggar, terus ditabrak mobil dari arah sana. Sangat mungkin, karena lampunya sudah lama merah”. Nah di sini saya jadi merenung, dan setuju dengan pak Polisi (alias Tobat). Sejak itu, saya jadi berusaha taat.
Thx Pak Polisi..
