Hari guru biasanya diperingati di sekolah-sekolah. Setiap negara berbeda perayaannya. Di Indonesia dirayakan tanggal 25 November.
Ketika saya SD, SMP, SMA, Kuliah, guru itu seperti gimana gitu. Mungkin karena saya kecil sering nonton film silat serial, saya jadi memandang kalau kita mau maju, kita harus pintar-pintar memilih guru, dan nempel. Sungguh-sungguh dengarin mereka ngajar, denger apa pesan-pesan mereka. Coba kalau di film silat, disiksa guru kungfu juga senang. Kadang-kadang guru kungfunya melihat kesungguhan jagoan utama baru dibagikan rahasia kungfu. Kadang juga guru kungfunya mati, sehingga harus dibalas dendam (nah ini ngga ada padanannya dengan kejadian nyata).
Dan memang, apa yang saya ada sekarang ini hasil bentukan guru-guru di sekolah, maupun guru-guru les, atau guru informal. Memang ngga semua guru jagoan, tetapi mereka sudah berjuang keras dengan mengajar.
Saya pernah mengajar di Binus. Untuk mengajar itu diperlukan persiapan yang tidak sedikit. Malah jauh lebih banyak dari yang anak-anak pelajari. Belum lagi perjuangan untuk sampai ke tempat lokasi mengajar. Dari sini saya tambah kagum ama guru-guru yang dengan susah payah mengajarkan anak-anak sekolahnya.
Tapi ya itu, saya juga ingat sepanjang saya dari 1 SMA sampai 3 SMA ada 6 guru keluar tidak mau mengajar di kelas kami karena kenakalan anak-anak kelasnya. 🙂 Ampun dan maaf ya bapak / ibu.
Beberapa guru seperti Pak Gow Kei Hong, Pak Mathias Aroef, Pak Gun, Pak Sardjito, Pak Ketut, Bu Sian, Bu Hong, Pak Daniel, dan masih banyak lagi, masih terus teringat di saya apa saja yang mereka sudah berikan dan merubah kehidupan saya.
Semoga semua guru di Indonesia diberkati, dan diberikan kesabaran yang berlimpah ruah. Amin.
Pesan buat adik-adik yang masih sekolah, ayo belajar sungguh-sungguh dan menghargai guru ya… mereka adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa“.
