Pria, Anak Laki-laki, dan Keledai

P

Ada suatu kisah. Seorang bapak pergi dengan anak laki-lakinya beserta seekor keledai dengan tujuan ke pasar. Di tengah jalan, ada kumpulan laki-laki yang melihatnya, dan mengatakan “bodoh sekali mereka, ada keledai tapi tidak digunakan”. Lalu si bapak menaruh anaknya ke atas punggung keledai. Tidak lama setelah mereka berjalan, ada sekelompok perempuan yang melihatnya, dan berkata “Anak itu kok tidak sayang ama orang tuanya ya, Ayahnya dibiarkan berjalan”. Lalu setelah mendengarnya si bapak naik ke atas keledai tersebut berdua dengan anaknya. Tidak lama kemudia ketemu orang-orang lagi, dan mereka mengatakan “kejam sekali ayah dan anak itu, keledai sekecil itu ditunggani berdua”. Tak habis pikir, akhirnya ayahnya mengangkat si keledai ke atas pundak dia dan anaknya, dan berjalan. Di perjalanan banyak orang menertawakannya. Bingung deh.

Cerita di atas diambil dari: “The Man, the Boy, and the Donkey” dari Aesop.

Dari cerita tersebut, mengingatkan kita agar jangan terus terpengaruh dengan omongan orang lain. Sepertinya melihat cerita tersebut kita gamblang mengerti. Tetapi ketika di kehidupan sehari-hari, kita kadang-kadang melakukannya. Saya termasuk yang sering terpengaruh.. jadi harus mengingatkan ke diri sendiri. 🙂

http://www.pitt.edu/~dash/type1215.html#aesop
http://www.speakaboos.com/story/the-man-the-boy-and-the-donkey
http://www.taleswithmorals.com/aesop-fable-the-man-the-boy-and-the-donkey.htm

credit: bagsgroove (flickr) – cc

About the author

mico wendy

I am working at IT company, PT Konsep Dot Net (www.konsep.net) and Netdesain (www.netdesain.com). Living in Bandung and Jakarta.

Add Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

By mico wendy

mico wendy

I am working at IT company, PT Konsep Dot Net (www.konsep.net) and Netdesain (www.netdesain.com). Living in Bandung and Jakarta.

Get in touch