Sogok agar Dibedakan

S

Ok,… mau cerita nih.

Katanya dulu di Indonesia, kalau mau apa-apa selalu harus menggunakan uang untuk memuluskannya. Saya ingin membagi cerita pengalaman pribadi saya.

Ternyata sekarang tidak sama dengan jaman dulu… Beberapa contoh yang dalam <2 tahun ini saya rasakan.

  1. Pada saat saya ke catatan sipil untuk pernikahan (ini tahun 1999). Di situ juga lancar sekali (bandung), dan pada saat itu ada kepala-nya (kalau tidak salah wanita), dan dia sangat push orang2 di bawahnya untuk kerja sigap. Acung jempol lagi.
  2. Pada saat perpanjangan SIM (1-2 thn yg lalu). Dulu selalu kadang2 kita harus menggunakan calo. Lalu pas sampai-sampai di kantor polisi, kita tinggal tanda tangan, cap jempol, lalu foto. Yap…dulu lagi saya kecil sih gitu, tapi sekarang… minimum di kota saya (Bandung), ternyata sudah tidak bisa mencari hal-hal ini lagi. Saya datang sendiri ke kantor polisi, tanya-tanya (mengharap ada orang yang bisa mempermudah, tapi tidak dapat), di situ ternyata sudah tidak bisa lagi calo-calo-an. Semua task nya terurut, ada gambar petunjuknya harus melakukan apa saja. Saya mengikuti satu per satu sampai akhirnya SIM jadi, walaupun cukup lama. Tapi saya benar-benar puas. Pendaftaran SIM sudah ok sekali…. no calo-calo dan sogok2.
  3. Pada saat istri saya mengurus pembuatan Pasport baru-baru ini (beberapa bulan). Dia memilih untuk tidak menggunakan calo, tetapi jalan sendiri. Beda Rp antara menggunakan jasa tersebut dengan sendiri cukup besar. Ternyata sesampainya di sana, mulus juga. Top juga (tidak ada proses dilama-lama, tidak ada proses dipersulit). Cuma bedanya dengan yang di kantor polisi, di sini petunjuknya kurang terlalu jelas. Kalau di kantor polisi, sampai ada bagan flowchart yang dipasang.
  4. Pengambilan buku hasil import dari Amazon. Ini saya sudah cerita di sebelumnya, juga tidak ada acara minta uang, sogok, atau semacam itu. Orang yang melayani di kantor pos ini, sudah tua, dan dengan sangat ramah menceritakan tentang proses dan kegiatan. Sampai setelah selesai saya mengambil buku tersebut (dia ada bilang “dik, biar cepet pinter belajar terus buku ya…”), agak terkesima. Wah, orang-orang di sini ramah ya…

Inti dari saya cerita di atas: sekarang ini, udah berubah… walaupun belum bener-bener sempurna, tapi saya melihat perubahan. Hidup Indonesia…

Mengantri itu enak, asal semua mengantri. Kalau kita mengantri tapi sekeliling kita tidak mengantri (alias nyerobot), nah ini yang bikin mental kita pengen nahan mereka juga…

Yang ngga enak, kalau kita tidak tahu mekanisme mengantri. Misalnya ke dokter, kita tidak tahu, apa by number, by see face, by what…

About the author

mico wendy

I am working at IT company, PT Konsep Dot Net (www.konsep.net) and Netdesain (www.netdesain.com). Living in Bandung and Jakarta.

Add Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

By mico wendy

mico wendy

I am working at IT company, PT Konsep Dot Net (www.konsep.net) and Netdesain (www.netdesain.com). Living in Bandung and Jakarta.

Get in touch